
Batu Bata adalah batu yang sengaja dibuat berbentuk segi empat, berbahan baku dari tanah liat. Batu ini adalah salah satu material utama yang digunakan untuk pembuatan dinding rumah
Di Desa Laren, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Murib (57) salah satu pengelola industri Batu Bata yang aktif bertahan sampai sekarang. Dulunya industri Batu Bata ini adalah milik keluarga yang dikelola oleh Bapak Murib dan saudara-saudaranya yang bisa dibilang usaha yang cukup besar. Sedangkan sekarang hanya dikelola oleh Pak Murib bersama istrinya dan tidak sebesar dulu lagi.
Bahan yang digunakan untuk membuat batu bata merah adalah tanah kering disekitar bengawan solo, dikeruk lalu dicampur dengan pecahan padi dan air, sekitar 10 gerobak tanah kering dan 2 karung pecahan padi, lalu di diamkan selama 3 jam agar tanah yang kering menjadi basah dan menjadi tanah liat, setelah 3 jam lalu di aduk dengan cara di injak-injak selama 90 menit. Setelah itu dicetak menggunakan cetakan lalu di jemur sekitar 5 hari. Dari 10 gerobak tanah, 2 karung pecahan padi dan air bisa menghasilkan 250 batu bata. Kemudian dikumpulkan sampai 7500 batu bata baru dibakar menggunakan kayu dan pecahan padi. Harga satuan batu bata ini adalah 1000 rupiah
Batu bata ini juga tidak setiap tahun dapat beroperasi dengan lancar, karena penjemuran batu bata ini sepenuhnya menggunakan sinar matahari. Jika musim hujan batu bata ini dikeringkan di tempat yang aman dari air hujan, imbasnya yaitu batu bata lebih lama keringnya, jadi pembuatannya juga menghabiskan waktu lebih lama. Omset dan penjualan batu bata ini pun tidak dapat dipastikan karena pengusaha batu bata ini hanya menunggu pembeli datang ke tempat pembuatannya.
Industri Batu Bata Merah mengalami penurunan penghasilan semenjak adanya bata putih, karena kebanyakan orang zaman sekarang menggunakan bata putih, dan menurut Pak Murib sendiri pembuatan batu bata ini lebih sulit dan lebih menguras biaya dibanding bata putih, karena bata putih langsung dari batu gunung lalu dicetak/dipotong dengan cara di gergaji. Sedangkan cara pembuatan batu bata merah ini cukup rumit dan membutuhkan biaya untuk bahan-bahan dan pembakarannya.
Menurunnya minat orang-orang dalam menggunakan batu bata ini membuat pengusaha batu bata bingung karena jika dijual murah tidak dapat mencukupi biaya kehidupannya, dan jika dijual sedikit mahal juga tidak akan laku. Pak Murib berharap peminat Batu Bata Merah akan selalu ada seiring berlalunya zaman. Dan perlunya dukungan dari masyarakat luas untuk tetap membuat batu bata merah selalu menjadi pilihan sebagai bahan utama dari pembangunan rumah, gedung, dan lain-lain.
Bagus Imam Al-Haq ( Mahasiswa KKN KS UIN Sunan Ampel Surabaya )
